Bali,www.republikpers.id Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Organization for Economic Co-operation and Development/International Network on Financial Education (OECD/INFE) memperkuat kemitraan mereka dalam mendorong inisiatif edukasi keuangan global. Kesepakatan ini dicapai dalam OECD/INFE Meeting and Conference 2024 yang diadakan di Nusa Dua, Bali, dari 6 hingga 8 November.
Acara yang dihadiri sekitar 1.000 delegasi dari 30 negara ini mengusung tema "Empowering Consumers Through Financial Education" atau "Memberdayakan Konsumen Melalui Edukasi Keuangan."
Dalam sambutannya, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara, menekankan pentingnya literasi keuangan untuk meningkatkan pemberdayaan konsumen, terutama di era digital yang kompleks. "Tema konferensi ini sangat relevan. Dengan produk keuangan yang semakin rumit, penting bagi konsumen memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan keuangan," ujarnya.
Deputy Secretary-General OECD, Yoshiki Takeuchi, juga menyoroti manfaat pemahaman keuangan yang baik bagi masyarakat. Menurutnya, pemahaman ini tidak hanya membantu menghindarkan masyarakat dari utang berlebih, tetapi juga memperkuat ketahanan finansial dan mendukung keberlanjutan ekonomi serta lingkungan.
Sementara itu, Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan OJK, menyampaikan harapannya agar kolaborasi antara OJK dan OECD semakin erat dalam mendukung masyarakat yang inklusif dan tangguh menghadapi tantangan ekonomi. "Sejak bergabung dengan OECD/INFE, OJK memperoleh banyak manfaat melalui pertukaran informasi dan pengalaman untuk meningkatkan literasi keuangan dan perlindungan konsumen," katanya.
Konferensi ini juga menjadi momen bagi OJK untuk menunjukkan komitmen dalam mengedukasi masyarakat. Sepanjang tahun 2024, OJK telah menyelenggarakan 4.393 kegiatan edukasi keuangan yang melibatkan lebih dari 5,7 juta peserta di seluruh Indonesia.
Chair of the OECD/INFE, Magda Bianco, turut menyampaikan bahwa literasi keuangan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan dan membantu mereka dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Ia juga menekankan pentingnya literasi keuangan dalam menghadapi ketidakpastian di masa depan.
Rangkaian konferensi ini mencakup beberapa sesi diskusi, antara lain tentang pemberdayaan konsumen di masa ekonomi yang penuh ketidakpastian, perilaku masyarakat terhadap keuangan berkelanjutan, serta upaya menghadapi masalah utang berlebih.
Konferensi ini diharapkan dapat memperkuat komitmen global dalam meningkatkan literasi keuangan, sehingga masyarakat lebih siap menghadapi tantangan ekonomi di masa mendatang.*/
Laporan : Ramsyah
Social Header