Jakarta, www.republikpers.id Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memperkuat pengelolaan risiko internal dengan mengimplementasikan combined assurance dan three lines model dalam rangka meningkatkan governansi serta penegakan integritas
Upaya ini juga mengacu pada Global Internal Audit Standard (GIAS) sebagai standar internasional yang diterapkan dalam sistem nasional.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menegaskan bahwa langkah ini bukan hanya sekadar teori, tetapi mengadopsi praktik terbaik (best practices) yang telah diakui secara global. "Kita mengacu kepada yang sudah diakui secara internasional, secara best practices, dan kita adopsi dalam sistem nasional dengan komitmen yang kuat," ujarnya dalam sambutannya pada acara NGOPI PAGI (NGObrolin Pengawasan Internal, PenguAtan Governansi, dan Integritas Bareng ARK) di Jakarta, Senin (4/2).
Sementara itu, Ketua Dewan Audit OJK, Sophia Wattimena, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terkait Combined Assurance, yaitu proses asuransi dan konsultasi terintegrasi yang dilakukan secara sistematis dan menyeluruh. Pendekatan ini bertujuan meningkatkan efektivitas serta mengurangi redundansi dalam tata kelola, manajemen risiko, pengendalian internal, kualitas, dan kepatuhan (compliance).
Sophia juga mengungkapkan bahwa Bidang Audit, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Kualitas (ARK) OJK telah menerapkan early adoption dari kerangka kerja internasional GIAS sejak 2024.
Pada acara tersebut, turut dibahas berbagai materi, termasuk strategi implementasi GIAS 2024, Combined Assurance Plan 2025, serta penerapan Internal Control over Financial Reporting (ICoFR). Diskusi ini menghadirkan Presiden The Institute of Internal Auditors (IIA) Indonesia, Angela Simatupang, serta para Anggota Dewan Audit OJK, Deputi Komisioner, dan Kepala Satuan Kerja OJK.
Melalui forum ini, OJK berharap dapat meningkatkan kolaborasi dan sinergi antarunit kerja serta terus mengedepankan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement). Dengan demikian, OJK dapat semakin lincah (agile) dalam menghadapi perubahan dan risiko di masa depan melalui penerapan combined assurance, peningkatan kesadaran budaya risiko, serta penguatan kualitas tata kelola.*/
Loporan : Ramsyah
Social Header